
Oleh :
KHASANAH
ABSTRAK
Pemilihan pemberian hadiah (Reward) sebagai salah satu strategi alternatif pada pembelajarn Pendidikan Agama Islam dengan kompetensi dasar menghafal surat Al Qodar dengan lancar, disebabkan adanya pemikiran dan permaslahan diatas yang dialami oleh siswa kelas VI SD Negeri Negarayu 01 pada pelajaran menghafal.
Tindakan I : Hasil perolehan nilai siswa dari pertemuan pertama nilai < 70,00 ada 27, 70,00 – 80,00 ada 10 , 80,01 – 90,00 belum ada , 90,01 – 100 juga belum ada.
Tindakan II : Hasil perolehan nilai siswa dari pertemuan pertama nilai < 70,00 ada 24, 70,00 – 80,00 ada 13 , 80,01 – 90,00 belum ada , 90,01 – 100 juga belum ada.
Tindakan III : Hasil perolehan nilai siswa dari pertemuan pertama nilai < 70,00 ada 4 , 70,00 – 80,00 ada 28, 80,01 – 90,00 ada 5 , 90,01 – 100 juga belum ada. rata-rata nilai pra siklus 61,35 dan pada pertemuan / hari kedua nilai rata-rata siklus 1 64,86, ketiga nilai rata-rata siklus 2 = 71,35 keempat nilai rata-rata siklus 3 adalah 79,48. Ini dapat diartikan bahwa secara klasikal terdapat peningkatan kecakapan siswa dalam penguasaan materi tentang identifikasi nama benua – benua di dunia. Dan dilihat secara individu, anak yang benar-benar hafal nama benua -benua di dunia, meningkat menjadi 8 siswa dari 37 siswa (25 %) pada pra siklus. Jika dilihat dari perkembangan individual siswa pada pertemuan pertama dan kedua , anak yang mengalami peningkatan hasil ada 37 siswa (100 %) pada siklus 3, kenaikan tersebut seluruhnya mencapai nilai baik. Dalam kegiatan refleksi guru dan diskusi dengan teman sejawat yang lainnya, diperoleh masukan bahwa guru dalam menerapkan strategi pembelajaran Graded Insentive Reward. Sangat baik dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kata Kunci : Graded Insentive Reward, Pembelajaran PAI, Kemampuan Menghafal.
PENDAHULUAN
Perubahan besar yang terjadi pada masyarakat dan bangsa Indonesaia khususnya serta masyarakat dan bangsa-bangasa di dunia pada umumnya menuntut adanya penyesuaian-penyesuaian tertentu dalam bidang pendidikan. Pendidikan tidak cukup lagi diselenggarakan secara tradisional, berjalan apa adanya target yang jelas dan tidak adanya prosedur pencapaian target yang jelas yang terbukri efektif dan efisien.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan, antara lain: 1) penyempurnaan kurikulum, 2) peningkatan kualitas guru, 3) perbaikan proses pembelajaran, 4) pengadaan sarana dan prasarana. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah khususnya dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikannya yaitu melalui pengembangan kurikulum muatan lokal yang merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada standar dalam KTSP ( Tim MGMP, 2007: 5).
Guna mewujudkan apa yang diharapkan maka dalam pembelajaran hendaknya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung. Untuk mendorong keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru harus menggunakan berbagai strategi. Guru yang menggunakan penguatan positif, hadiah dan melakukan kegiatan bermakna adalah lebih banyak mendorong keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar.
Pemilihan pemberian hadiah (Reward) sebagai salah satu strategi alternatif pada pembelajarn Pendidikan Agama Islam dengan kompetensi dasar menghafal surat Al Qodar dengan lancar, disebabkan adanya pemikiran dan permaslahan diatas yang dialami oleh siswa kelas VI SD Negeri Negarayu 01 pada pelajaran menghafal.
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti telah teridentifikasi bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VI SD Negeri Negarayu 01, telah ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi baik oleh guru maupun oleh siswa. Permasalahan itu antara lain :
- Rendahnya tingkat kecerdasan siswa
- Tidak semua siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
- Adanya perbedaan waktu dan kecepatan menghafal.
- Siswa malas untuk menghafal.
- Metode pembelajaran yang kurang menarik.
Berdasarkan masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :
- Bagaimana aktivitas menghafal siswa kelas VI SD Negeri Negarayu 01 pada pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pemberian Graded Insentive Reward?
- Bagaimanakah keefektifan Graded Insentive Reward terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas VI SD Negeri Negarayu 01?
Kajian Teoretis
Pendidikan Agama Islam adalah upaya mendidik Pendidikan Agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang. (Muhaimin. 2005. hal; 7).
Sedangkan pendapat Zuhairini, Abdul Ghafir dan Slamet A. Yusuf dalam bukunya Metodologi Pendidikan Agama Islam menyatakan pendidikan agama berarti usaha-usaha sistematis dan praktis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. (Zuhairini. 1983. hal; 27)
Dari definisi diatas dapat diambil unsur yang merupakan karakteristik Pendidikan Agama Islam yakni:
- Pendidikan Agama Islam merupakan bimbingan, latihan, pengajaran secara sadar yang diberikan oleh pendidik terhadap peserta didik.
- Proses pemberian bimbingan dilaksanakan secara sistematis, kontinue dan berjalan setahap demi setahap sesuai dengan perkembangan kematangan peserta didik.
- Tujuan pemberian agar kelak anak berpola hidup dengan nilai-nilai ajaran agama islam.
- Dalam pelaksanaan pemberian bimbingan tidak terlepas dari pengawasan sebagai proses evaluasi.
Menurut Reber belajar adalah suatu perbuatan kemampuan interaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat (Syah, 2005: 91). Kemudian menurut Syah (2003: 68) secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses konitif. Mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisasikan atau menatur lingkungan sebaik- baiknya dengan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar ( Nasution dalam Syah, 2002:182). Menurut Joice, Weil dan Shower bahwa mengajar pada hakikatnya adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya denmgan cara-cara bagaimana belajar (Depdiknas, 2003 : 6)
Pendidikan Agama Islam yang merupakan bagian yang integral dari Pendidikan Agama Islam, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa, tetapi secara substansial mata pelajaran PAI memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan dan akhlaqul karimah dalam kehidupan.
Menurut kamus bahasa istilah graded artinya bertingkat, insentive adalah pemberian yang dilakukan secara terus menerus (rutin), sedangkan reward artinya penghargaan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Graded Insentive Reward adalah pemberian penghargaan berupa barang (hadiah) dengan jumlah bertingkat.
Dalam proses pembelajaran, penguatan atau reinforcement adalah suatu hal yang penting dalam memberikan motivasi yang lebih kuat pada siswa. Prayitno dalam Ifdil Dahlani mengemukakan penguatan Penguatan (reinforcement) merupakan upaya untuk mendorong diulanginya lagi (sesering mungkin) tingkah laku yang dianggap baik oleh si pelaku.
Menurut Suhadi berdasarkan buku-buku psikologi pendidikan, penguatan/reinforcement dalah suatu kosekuensi yang menyenangkan yang menjaga atau bahkan meningkatkan suatu perilaku belajar. Sedangkan menurut Mulyasa (2005:78) penguatan bertujuan untuk: 1) Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran, 2) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar, 3) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina perilaku yang produktif.
Menghafal termasuk tipe belajar tingkat rendah dibandingkan dengan tipe belajar yang lain, namun tipe belajar ini penting untuk proses dalam menguasai dan mempelajari tipe belajar lainnya yang lebih tinggi, setidak tidaknya pengetahuan hafalan merupakan kemampuan terminal untuk menguasai tipe belajar lainnya.Hafalan identik dengan metode Drill yaitu suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jelas melatih anak anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. Metode Drill biasanya digunakan pada pelajaran yang bersifat motoris dan kecakapan mental,dan merupakan metode yang dikembangkan oleh Herbart yaitu metode Assosiasi dan Ulangan tanggapan.
METODE PENELITIAN
Setting atau lokasi penelitian dilakukan di SD Negeri Negarayu 01, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, tahun pelajaran 2013/2014, semester ganjil dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VI berjumlah 38 anak terdiri dari laki laki 22 anak dan perempuan 16 anak. Kondisi kelas VI secara umum memiliki kemampuan akademis yang heterogen artinya ada yang pandai, ada yang mempunyai kepandaian cukup dan ada yang kurang pandai, begitu juga dengan perbedaan latar belakang kehidupan keluarganya baik dari segi ekonomi sosial, emosional, maupun intelektualnya.
Model penelitian tindakan kelas ini mengacu pada rancangan Kemis dan Taggart dengan 2 siklus, masing masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu :
- Tahapan Perencanaan tindakan meliputi; penetapan materi pembelajaran
- Tahapan Pelaksanaan tindakan meliputi seluruh proses kegiatan pembelajaran
- Tahapan Observasi dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran meliputi aktifitas siswa dan pembagian materi.
- Tahapan Refleksi meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran dan sekaligus menyusun rencana perbaikan berikutnya.
Pembelajaran Siklus 1
Tahap perencanaan, terdiri dari : menyusun rencana perbaikan pembelajaran, menyiapkan materi Qur’an .Surat. Al-Qodar, menyiapkan blanko atau lembar observasi, penilaian, dan analisa, menyiapkan instrumen evaluasi.
Tahap Pelaksanaan yang dilakukan adalah : menjelaskan materi dan kompetensi dasar pembelajaran yaitu menghafal Surat Al Qodar. membaca bersama dengan lancar Surat Al Qodar, membagi Lembar Kerja Siswa ( LKS ) berisi Surat Al Qodar yang ditulis acak, membacakan rangkaian surat Al Qodar yang dilakukan seorang siswa yang ditunjuk, menghafalkan satu persatu ke depan guru, menyimpulkan cara membaca dan menghafal surat.
Tahap Observasi pada tahapan ini peneliti melakukan pemantauan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh teman sejawat sebagai obsevisor tentang prosedur pembelajaran, proses penyampaian materi, mengamati efektifitas dengan Pemberian Graded Insentive Reward, mengamati perkembangan hasil belajar berupa hafalan siswa.
Tahap Refleksi yang dilakukan dalan tahap terakhir ini adalah : mencatat hasil dari observasi dan uji kompetensi, menganalisa hasil observasi dan hasil uji kompetensi, mengidentifikasi dan menganalisa kelemahan serta kekurangan sebagai bahan tindak lanjut .
Pembelajaran Siklus 2
Langkah langkah dan tahapan pembelajaran siklus 2 pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan pembelajaran siklus 1, hanya perbedaannya terletak pada penyempurnaan skenario pembelajarannya diantaranya :
Tahap Perencanaan : membuat rencana perbaikan pembelajaran dengan memadukan refleksi dari tindakan pembelajaran siklus 1.
Tahap Tindakan : memberikan informasi hasil pembelajaran pada siklus 1, melakukan penyempurnaan skenario pembelajaran yang melibatkan siswa lebih aktif, lebih senang dan lebih termotivasi untuk menghafal, dengan mengoptimalkan pembelajaran dengan Graded Insentive Reward melalui : pembatasan rentang waktu penghafalan dan pembimbingan langsung pada siswa secara intensif diruang guru (membuat efek psikologi).
Tahap Observasi, yaitu membandingkan tentang aktifitas siswa, penggunaan metode dan proses pembelajaran pada siklus 1, mencatat data dan fakta yang telah diperoleh.
Tahap Refleksi : mengidentifikasi hasil berupa data dan fakta yang dicatat., menganalisa hasil data dan fakta yang ada, membahas dengan membandingkan hasil dari setiap siklus, membuat laporan Penelitian Tindakan Kelas.
Teknik Pengumpulan Data
Langkah- langkah teknik pengumpulan data dengan cara :
- Membuat rancangan pembelajaran awal dan penelitian tindakan berikutnya.
- Mendata dan mencatat hasil observasi dimulai dari kegiatan awal sampai dengan siklus terakhir.
- Melaksanakan uji kompetensi dari kemampuan siswa menghafal
- Menilai hasil kompetensi, mendata hasil kompetensi dan menganalisa hasil data yang diperoleh.
- Membuat laporan penelitian .
Teknik Analisa Data, yaitu data yang telah terkuimpul akan dianalisa dengan menggunakan Analisa Penilaian Acuan Kriteria ( Nasution, 2002: 66) artinya penilaian dengan pemberian skor berdasarkan kemampuan menghafal siswa di akhir kegiatan pembelajaran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Tindakan Awal
Hasil penelitian dikemukakan berdasarkan penilaian dari setiap siklus pembelajaran yang dilaksanakan tahun pelajaran 2013/2014 pada kelas VI SD Negeri Negarayu 01 dengan mengambil data tentang tingkat kemampuan menghafal surat Al Qodar. Dalam penelitian ini dimulai tahap awal sampai dengan tahap akhir. Yang dimaksud dengan tindakan tahap awal adalah tahapan sebelum menggunakan pembelajaran dengan pemberian Graded Insentive Reward, sedangkan yang dimaksud dengan tahap akhir adalah tahap perbaikan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran dengan pemberian Graded Insentive Reward yang meliputi ; siklus 1 yakni pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran dengan pemberian Graded Insentive Reward, dan siklus 2 yaitu pembelajaran yang menggunakan pembelajaran dengan pemberian Graded Insentive Reward dengan mengacu pada refleksi siklus 1, sehingga terdapat penyempurnaan skenario.
Kegiatan penelitian diawali dengan mendata hasil tes pelaksanaan pembelajaran hari Rabu, tanggal 16 Oktober 2013 pukul 07.10 – 08.30 (2 x 40 menit) dengan memberikan tes awal (menghafalkan Surat Al Qodar) kepada siswa kelas VI berjumlah 38 anak, hasil data yang diperoleh sebagai berikut :
Tabel. 1 Hasil Tes Awal
No | Tuntas | Tidak Tuntas | Jumlah | Ket |
Jumlah | 17 anak | 21 anak | 38 anak | |
Persentase | 44,7 % | 55,3 % | 100 % |
Dari hasil analisa pada tes awal atas kemampuan menghafal siswa diperoleh data, anak yang tuntas menghafal berjumlah 17 anak atau sama dengan 44,7 %, anak yang belum tuntas dalam menghafal ada 21 anak atau 55,3 %.
Tindakan yang dilakukan guru pada setiap pertemuan selalu dipantau oleh anggota peneliti yang lain, setiap pertemuan dua orang dua orang secara bergiliran. Dalam memantau setiap tindakan tersebut, pengamat menggunakan lembar pengamatan dan catatan sebagai alat bantu untuk melihat perkembangan kecakapan siswa dalam menghafal Surat Al Qodar, serta untuk mengamati perkembangan hasil belajar siswa dari hasil ulangan harian. Pengamat juga mencatat peristiwa penting, baik dari segi tindakan guru maupun dari reaksi siswa atas tindakan yang diberikan kepadanya. Disamping itu guru sebagai pelaku utama dalam penelitian ini, juga mencatat sebagai tindakan yang telah dilakukan dan setiap reaksi siswa dalam setiap tindakan.
Tindakan 1 : Hasil dari penerapan strategi Pembelajaran strategi Graded Insentive Reward. dapat dilihat pada data awal nilai rata-rata siswa 61,35 pada pertemuan kedua nilai rata-rata siswa 64,86 pada pertemuan ketiga nilai rata-rata siswa 71,35. pada pertemuan keempat nilai rata-rata 79,45. Ini dapat diartikan bahwa pada putaran / minggu I secara klasikal belum stabil peningkatan hasil dari perolehan mencongak siswa, walaupun jika dilihat secara perorangan pada akhir putaran baru ada 8 anak ( 25 % ) yang benar-benar hafal Surat Al Qodar. Hasil perolehan nilai siswa dari pertemuan pertama nilai < 70,00 ada 27; 70,00 – 80,00 ada 10; 80,01 – 90,00 belum ada , 90,01 – 100 juga belum ada.
Hasil tindakan ini dapat dianalisis dari data perolehan Nilai siswa dan dari nilai hasil ulangan harian. Dengan terjadi perubahan peningkatan perolehan hasil ulangan dan hasil ulangan harian siswa, walaupun hasilnya belum maksimal. Hasil diskusi dan refleksi guru, menekankan pentingnya pemberian motivasi ini untuk diteruskan dan ditingkatkan. Hasil perolehan nilai siswa dari pertemuan pertama nilai < 70,00 ada 24, 70,00 – 80,00 ada 13 , 80,01 – 90,00 belum ada , 90,01 – 100 juga belum ada.
Tindakan III : Nilai ulangan harian siswa di analisis , dilihat dari rata-rata pada hari / pertemuan pertama 61,35 pada hari / pertemuan kedua 64,86 pada pertemuan ketiga rata-ratanya 71,35 dan pada hari / pertemuan keempat nilai rata-ratanya 79,45. Ini berarti pada putaran / minggu tampak kelihatan adanya peningkatan rata-rata prestasi, walau kecil sekali dan belum meyakinkan Perkembangan dari pertemuan / hari pertama sampai pertemuan keempat, jika dilihat secara perorangan dari 37 siswa baru 10 siswa (27,20 %) yang mengalami peningkatan prestasi pada Pra siklus , Siklus I 13 Siswa ( 35,13%), Siklus II 25 ( 67,56%) dan pada Siklus III 32 siswa tuntas semua atau tuntas KKM 86,48 %. Hasil perolehan nilai siswa dari pertemuan pertama nilai < 70,00 ada 4 , 70,00 – 80,00 ada 28 , 80,01 – 90,00 ada 5 , 90,01 – 100 juga belum ada. rata-rata nilai pra siklus 61,35 dan pada pertemuan / hari kedua nilai rata-rata siklus 1 64,86, ketiga nilai rata-rata siklus 2 = 71,35 keempat nilai rata-rata siklus 3 adalah 79,48. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi tersebut disusun perangkat ulangan harian yang diusahakan keseimbangannya.
Tabel 2
REKAPITULASI HASIL NILAI PRA SIKLUS ,
SIKLUS I, II, DAN III
NO |
INTERVAL NILAI |
KATEGORI |
PRA SIKLUS |
SIKLUS 1 |
SIKLUS 2 |
SIKLUS 3 |
1 | < 70,00 | KURANG | 27 | 24 | 12 | 5 |
2 | 70,00 – 80,00 | SEDANG | 10 | 13 | 21 | 24 |
3 | 80,01 – 90,00 | BAIK | 0 | 0 | 4 | 8 |
4 | 90,01 – 100 | BAIK SEKALI | 0 | 0 | 0 | 0 |
JUMLAH | 37 | 37 | 37 | 37 |
PENUTUP
Berdasarkan bebagai macam uraian, tindakan dan kajian teori dalam PTK ini, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :
- Aktifitas belajar siswa cenderung mengalami peningkatan
- Partisipasi siswa selama proses pembelajaran dengan pemberian Graded Insentive Reward dapat meningkatkan motivasi, kemampuan menghafal siswa setelah dilaksanakan menggunakan pembelajaran dengan pemberian Graded Insentive Reward.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya.Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional.
Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Tri Genda Karya.
Mulyasa. E, 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
BIODATA PENULIS
Nama : Khasanah NIP : 19600905 198201 2 010 Tempat Tanggal Lahir : Brebes, 5 September 1960 Unit Kerja : SD Negeri Negarayu 01 Tonjong Kabupaten Brebes |
Related articles
Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Dalam Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) Melalui Bimbingan Berkelanjutan Di TK Pertiwi 1 Karangpucung Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas Tahun 2016/2017
RedaksiInfoDes 18, 2017
Pos terbaru
- PENINGKATAN RASA NASIONALISME DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS VIII C SMP NEGERI 1 LUMBIR
- PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN NILAI ULANGAN HARIAN SISWA KELAS IX D DI SMP NEGERI 1 LUMBIR PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG
- PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG MEMPRESENTASIKAN POLA DARI KOORDINAT PADA GRAFIK CARTESIUS DI TEMA 9 MELALUI METODE CTL DI KELAS VIA SD NEGERI KUPU 01 SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016
- OPTIMALISASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BACA SISWA DI SD NEGERI 3 KEDUNGWRINGIN UPK JATILAWANG
- MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG NILAI TEMPAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SDN 2 PANCURENDANG UNIT PENDIDIKAN KEC. AJIBARANG